UJIAN PRAKTEK
Written By najib zahrou on Senin, 17 Maret 2014 | Senin, Maret 17, 2014
Analisis Cerpen Tak Ada Jalan Lain Karya Y.B Mangunwijaya
Tak Ada Jalan Lain merupakan judul dari salah
satu cerpen karya karya almarhum YB
Mangunwijaya yang termuat dalam kumpulan
cerpen yang berjudul Rumah Bambu”. Dalam
cerpen Tak Ada Jalan Lain, YB Mangunwijaya
menampilkan potret kehidupan orang-orang yang
hadir dalam kesehariannya, orang miskin, orang
yang terpinggirkan, orang yang selalu tersisih
dan putus asa, dan berbagai bentuk
keterpurukan lainnya. Dari gambaran tersebut
tercermin kesederhanaan YB Mangunwijaya
dalam membangun sebuah cerita, mulai dari
kesederhanaan tema,
nama tokoh, dan juga
latar ceritanya. Berangkat
dari kesederhanaan
tersebut, YB
Mangunwijaya telah
berhasil menghadirkan
karya yang besar. Selain
itu, ia juga dikenal
sebagai orang yang
mempunyai perhatian
lebih terhadap orang-orang yang golongan
bawah dan terpinggirkan, hal itu terlihat dari
berbagai tulisannya maupun dari perbuatannya
sebagai umat beragama. Lewat tulisan dan
perbuatannya itu, YB Mangunwijaya
menunjukkan bahwa dalam hal-hal yang pada
awalnya dianggap enteng, remeh, dan tak
bernilai, tersimpan hal-hal besar yang tak
terduga sebelumnya.
Walaupun YB Mangunwijaya menceritakan
tentang keputusasaan dan kesedihan dalam Tak
Ada Jalan Lain, tetapi masih ada harapan dan
rasa syukur di sela-selanya. Ia merupakan orang
besar yang bangga dengan "status sosial"-nya
sebagai seorang manusia biasa, manusia sehari-
hari, walau banyak orang mengakui bahwa dia
adalah seorang budayawan dan pemikir
terkemuka. Ciri-ciri budayawan dalam diri YB
Mangunwijaya juga tercermin dalam cerpen Tak
Ada Jalan Lain, seperti penggunaan nama tokoh
“Baridin” yang merupakan nama tokoh dalam
salah satu lakon drama seni tradisional Tarling
dari daerah Cirebon, penggambaran fisik
“Baridin” dengan perumpamaan “wayang kulit”,
dan juga penggambaran sifat “Baridin” lewat
sifat dari Rara Ireng atau Sembadra (istri
Arjuna).
Ditinjau dari segi nama, nama “Baridin”
mempunyai hubungan dengan nama dari tokoh
utama lakon drama Baridin dalam seni
tradisional Tarling (gitar suling) dari daerah
Cirebon. Lakon drama Baridin menceritakan
seorang pemuda miskin bernama “Baridin” yang
cintanya ditolak oleh gadis cantik dari keluarga
kaya raya. Dalam Tak Ada Jalan Lain, tokoh
“Baridin” diceritakan sebagai seorang pemuda
yang tidak mempunyai pacar karena ia merasa
tidak ada yang mau menjadi pacar orang miskin
sepertinya. Kesamaan nama tokoh dalam cerpen
Tak Ada Jalan Lain dan lakon drama Baridin
merupakan suatu simbol dari keterpurukan
seorang lelaki sebagai akibat dari kemiskinan.
Namun dalam cerpen Tak Ada Jalan Lain,
keterpurukan yang dialami “Baridin” lebih
difokuskan pada masalah pencarian nafkah,
sedangkan pada lakon drama Baridin, cerita lebih
fokus pada kisah asmara “Baridin”. Ciri fisik
tokoh “Baridin” tergambar dalam berbagai tanda
yang diberikan pengarang (YB Mangunwijaya).
Gambaran mengenai kulit hitam “Baridin” dapat
dilihat pada kutipan berikut. Sudah dua bulan
lebih pemuda sonokeling bermuka lancip seperti
wayang kulit itu menimbang-nimbang antara
malu dan marah. Kayu sonokeling merupakan
kayu yang berwarna hitam, sehingga
penggambaran kulit hitam “Baridin” disimbolkan
dengan “pemuda sonokeling”. Selain itu, kutipan
tersebut juga menyimpan simbol dari bentuk
muka “Baridin” yang menyudut atau lancip, yaitu
“seperti wayang kulit”, yang dari strukturnya,
wayang kulit memang didominasi oleh sudut-
sudut lancip. Penggambaran fisik “Baridin” yang
memiliki kulit hitam juga dapat dilihat pada
kutipan berikut. Bedak diusap-usapkan pada
muka, leher, dan bagian dada. Merata memang,
tetapi seperti binteng, itu manisan tradisional
jahe gula hitam yang selalu dijual dalam selaput
tepung beras putih.
Binteng, seperti digambarkan YB Mangunwijaya,
adalah manisan tradisional yang berwarna hitam
dari campuran jahe dan gula yang diselimuti oleh
tepung beras di permukaannya. Walaupun
diselimuti tepung beras, warna hitam dari
binteng tetap terlihat dominan. Penggambaran
itu merupakan simbol dari kulit hitam “Baridin”
yang tetap terlihat hitam walau telah dibedakki
secara merata. Bagaimana mungkin kulit hitam
dapat cantik. Tetapi yang perlu: kesan wedok
harus menarik seperti besi-berani yang hitam
juga. Dan memang kata tetangga, wajah dan
perangai Baridin sering seperti Rara Ireng, itu
istri Arjuna yang kelak disebut Sumbadra, sang
wanita lemah lembut. Pada kutipan tersebut,
“Baridin” sebagai pemuda yang dengan kulit
hitam, dikatakan seperti Rara Ireng (nama kecil
Sembadra) yang lemah lembut, sehingga menarik
seperti besi-berani yang pada umumnya juga
berwarna hitam. Kesan “kulit hitam” tampaknya
memang ditonjolkan pengarang untuk
menghidupkan karakter tokoh “Baridin”.
Ditinjau dari judul, Tak Ada Jalan Lain
menandakan adanya “jalan” yang merupakan
satu-satunya jalan. “Jalan” yang dimaksud
adalah jalan yang bisa dan mampu ditempuh
oleh seorang “Baridin” untuk mencari nafkah
dengan cara yang halal. YB Mangunwijaya
“menyatakan” bahwa jalan satu-satunya yang
sepadan antara usaha dan hasil. Pada
umumnya, seseorang dalam berusaha
menginginkan hasil yang banyak dengan sedikit
usaha. Namun “Baridin, dengan sifatnya yang
lugu dan sederhana rela menempuh “jalan” yang
dianggap hina oleh masyarakat dengan hanya
mendapatkan hasil yang sepadan atau bahkan
kurang dari usaha yang dijalaninya. Judul cerpen
tersebut juga berhubungan dengan tanda-tanda
yang merujuk pada sifat “Baridin” sebagai tokoh
utama. Untuk memunculkan Tak Ada Jalan Lain,
diperlukan sifat-sifat seorang pemuda yang
mendukung terciptanya pilihan “satu jalan” yang
harus ditempuh karena ketidakmampuan untuk
memilih jalan lain. “Baridin” adalah seorang
pemuda yang kurang berhasil dalam usaha
mencari nafkah. Ia digambarkan sebagai lelaki
yang lemah, kalah bersaing dengan orang lain
untuk mendapatkan pekerjaan. Baginya, standar
hidup hanya semata-mata hanya diukur dari
jumlah uang. Baridin sebenarnya adalah seorang
lelaki normal, tetapi karena kehabisan akal
dalam mencari pekerjaan, ia memilih jalan
sebagai seorang pengamen waria.
Sebagai seorang lelaki, “Baridin" tetap bimbang
untuk menjalani profesi tidak umum tersebut. YB
Mangunwijaya memilih istilah wadam (hawa-
adam) dan priwa (pria-wanita) untuk menyebut
transeksual. Kedua istilah tersebut sekarang
telah diganti dengan waria (wanita-pria).
Digunakannya istilah-istilah tersebut digunakan
oleh pengarang untuk menegaskan bahwa
“Baridin” bukanlah transeksual, tetapi hanya
pemuda biasa, lelaki biasa, ataupun lelaki
normal. Ia tetap mempunyai rasa malu dan juga
marah ketika diperolok-olok oleh orang-orang
disekitarnya, namun “Baridin tetap bertahan,
karena “tak ada jalan lain” selain itu. Pekerjaan
yang dilakoni Baridin adalah pengamen.
Seorang pengamen pada umumnya menguasai
alat musik tertentu untuk menarik perhatian
orang dengan nada dan harmonisasi yang
dihasilkannya. Salah satu alat musik yang lazim
digunakan adalah gitar. Namun “Baridin” tidak
menguasai alat musik tersebut dan terpakasalah
menggunakan simbal (yang dipinjam “Baridin”
secara ilegal dari paguyuban Zamroh di desanya,
hal tersebut menunjukkan bahwa “Baridin” tidak
meminta izin untuk meminjam simbal tersebut,
atau bahkan mencurinya) yang tidak akan
menghasilkan nada-nada yag enak didengar jika
hanya dibunyikan sendiri (tidak dipadukan
dengan alat musik lain). Oleh karena itu, Baridin
mencari cara lain untuk menarik perhatian orang,
yaitu dengan mendandani dirinya dengan segala
pernak-pernik yang umum dipakai oleh kaum
hawa. Walaupun menjijikan, tetapi setidaknya
“Baridin” mendapat sambutan yang berbeda bila
dibandingkan bila ia hanya memainkan simbal
tanpa ada usaha lain. Bagi seorang waria, YB
Mangunwijaya berpendapat bahwa selain
tampilan luar yang menyerupai wanita, sikap
fisik juga mendukung terciptanya kesan
kewanitaan (lenggak-lenggok, untuk
memunculkan kesan sexy).
Ibu “Baridin” dapat dikatakan simbol dari ibu
yang sabar. Walau pada awalnya ia menyesali
keputusan “Baridin” untuk menjadi pengamen
waria, tetapi pada akhirnya ia bisa menerima dan
merelakan anaknya untuk menjadi pengamen
waria demi untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Keluguan seorang wanita juga dapat ditemui
pada tokoh “Ibu” Baridin. Ia menganggap pelacur
selalu berpenyakit kotor, sehingga
mengharuskannya untuk mencuci kain yang
hanya “mampir” di kamar seorang pelacur
(Ruyem) dengan karbol, walaupun pelacur itu
tidak pernah menyentuhnya. Ruyem adalah
pacar dari teman Baridin yang disebutnya
dengan nama “si Kampret”. Ia adalah seorang
wanita yang dapat mewakili sifat seorang
pelacur. Hal tersebut ditunjukkan dengan
menggenggam kemaluan Baridin dengan maksud
untuk menyadarkan bahwa seorang lelaki harus
percaya diri. Bagi seorang pelacur, melakukan
perbuatan asusila merupakan satu-satunya jalan
untuk mendapatkan uang dengan “mudah”.
Namun Ruyem juga masih memiliki sisi
kemanusian, hal tersebut dapat dilihat saat ia
menolak uang pemberian “Baridin sebagai balas
jasa atas kesediaan Ruyem meminjamkan wig
dan tempat untuk berdandan, dan bahkan
memberikan uang kepada “Baridin” untuk
menambah jumlah uang yang akan
disumbangkan untuk ibunya. “Si Kampret” dapat
dikatakan sebagai soeorang preman yang
“menguasai” daerah tertentu, sehingga “Baridin”
merasa aman untuk mengamen di daerah
tersebut.
sumber....
Burung Puyuh dan Elang
Written By najib zahrou on Rabu, 19 Juni 2013 | Rabu, Juni 19, 2013
Elang yang ditunjuk sebagai ketua rapat tampak sumringah dan senang.Rapat itu membahas pemilihan ketua unggas,yang kandidatnya adalah elang dan burung puyuh.Penunjukan elang mewakili unggas terbang,sedangkan penunjukan burung puyuh mewakili unggas darat.Kemudian peserta rapat yang terdiri dari ayam,gagak,burung bangau,merpati dan beo sepakat untuk memilih satu diantara keduanya dengan suatu syarat.Yaitu Keduanya harus bisa membuktikan bahwa bangsa unggas lebih kuat dari bangsa hewan lain.Mendengar tantangan ini,elang senang bukan kepalang karena ia berpikir bahwa ia adalah unggas terkuat.
Keduanya diberi waktu sebulan untuk membuktikan semua itu.
Selama sebulan itu,elang melakukan perburuan di udara.Ia menaklukan semua hewan yang ia temukan,lalu ia menjadikan mereka sebagai anak buah untuk membuktikan pada rakyat unggas.Lain halnya dengan burung puyuh,ia sibuk mengurus anak tupai yang ditinggal mati induknya.Burung puyuh tak sempat melaksanakan persyaratan menjadi ketua unggas.
Pada hari yang telah ditentukan,bangsa unggas dan beberapa hewan lain anak buah elang berkumpul di tengah hutan.Sudah bisa dipastikan bahwa pemenangnya adalah elang.Namun hal yang tidak diinginkan terjadi,semua penghuni hutan berbondong-bondong berniat mengusir bangsa burung karena elang telah sewenang-wenang terhadap hewan lain.Disaat genting ,datanglah sekeluarga tupai yang telah dibantu oleh burung puyuh.Mereka menjelaskan bahwa bangsa burung tidak semuanya jahat,buktinya burung puyuh telah merawat anak-anak tupai sewaktu induknya mati.
Kemudian seisi hutan tau bahwa tidak semua unggas jahat,lalu diangkatlah burung puyuh sebagai ketua unggas sekaligus raja hutan itu karena sikap baiknya pada sesama unggas maupun pada hewan lain.
Lagu Emak by Iwan Fals
Written By najib zahrou on Sabtu, 23 Maret 2013 | Sabtu, Maret 23, 2013
Iwan Fals - Emak
Tanpa engkau
Sedikitpun tiada artinya aku
Bagiku kau api
Yang berikan hangat begitu kuat
Pada beku nadi
Tiada dua Engkau hadirkan cinta tak berahir
Tak kan pernah mampu
Kulukis putihmu lewat lagu
Maafkanlah aku
Bagai bening mata air
Memancar tak henti Mungkin masihlah teramat kurang
Bagai sinar matahari
Yang tak kenal bosan
Berikan terangnya pada kita
Kaulah segalanya
Hanya ini Yang sanggup kutulis untukmu bunda
Jangan tertawakan
Simpan dalam hatimu yang sejuk
Rimbun akan doa
Kau berikan semuanya
Yang bisa kau beri Tanpa setitikpun harap balas
Kau kisahkan segalanya
Tanpa ada duka
Walaupun air matamu tumpah
Tenggelamkan dunia
Bagai sinar matahari Yang tak kenal bosan
Berikan terangnya pada jiwa
Kau berikan semuanya
Yang bisa kau beri
Tanpa setitikpun harap balas
Agungnya engkau Bagai luas laut biru
Batinmu untukku
Selalu ada tempat tuk resahku
Bagai bening mata air
Memancar tak henti
Sirami jiwaku waktu kecewa Datang menggoda
Dan ini link download-nya
EMAK-iwan fals
ok ,DKSH
Tentang Ambalan Brawijaya
Written By najib zahrou on Senin, 18 Februari 2013 | Senin, Februari 18, 2013
Ambalan Brawijaya Gugus Depan 02025-02026 ialah ambalan penegak yang berpangkalan di SMAN 1 Geger Madiun.Ambalan ini berdiri pada tahun 1997.
Di Ambalan Brawijaya ada beberapa tingkatan,yaitu penegak tamu,penegak Bantara dan Penegak Laksana(calon).
penegak Bantara dan penegak laksana(calon)ialah penegak yang aktif di Gerakan Pramuka SMAN 1 geger,sedangkan penegak Tamu ialah seluruh siswa SMAN 1 Geger.
Banyak prestasi yang telah ditorehkan Ambalan ini,diantaranya pernah mengadakan ''GELLANG'' yaitu ajang bagi penggalang untuk mengeksplorasi diri.Lalu prestasi lain adalah juara 1 Napak Tilas Rute Gerilya Soedirman yang diadakan Saka Wira Kartika Ponorogo,juara 3 GP3 yang diadakan kwarcab Madiun dll.
itulah sekilas tentang Ambalanku,akan diteruskan pada posting-an selanjutnya..
SALAM PRAMUKA !!!!
macam-macam aliran sesat di Indonesia
Written By najib zahrou on Sabtu, 14 Juli 2012 | Sabtu, Juli 14, 2012
- Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam,
- Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar‘i,
- Meyakini turunnya wahyu sesudah Al-Qur’an,
- Mengingkari autentisitas dan kebenaran isi Al-Qur’an,
- Melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir,
- Mengingkari kedudukan Hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam,
- Menghina, melecehkan dan merendahkan para nabi dan rasul,
- Mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir,
- Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti haji tidak ke Baitullah, salat fardu tidak lima waktu,
- Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar‘i, seperti mengakafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.
...Di zaman Nabi Muhammad, seorang yang mengaku nabi dihukum bunuh...
berikut beberapa aliran sesat di Indonesia:
1.Aliran Amanat Keagungan Ilahi di Palembang.
Tersiarnya kabar bahwa ada aliran sesat yang meresahkan masyarakat di Kota Palembang membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Selatan (Sumsel) terpaksa menerjunkan tim.
Pasalnya, aliran sesat yang menamakan dirinya Amanat Keagungan Ilahi (AKI), yang pengikutnya telah menyebar di Palembang, sudah kategori meresahkan masyarakat. Ketua MUI Sumsel KH Sodikun mengatakan, aliran AKI sudah diketahui MUI sejak lama bahkan sudah mencapai 15 tahun lebih perkembangannya. Sejak dulu isu indikasi paham ini sesat telah beredar, namun memang belum diteliti sejauh mana kesesatannya, karena masyarakat tidak menjelaskan secara konkret informasinya.
Namun, karena sudah banyak informasi bahwa aliran ini mengajarkan tidak lagi melakukan salat dan puasa tentunya sudah menyesatkan suatu kaum sehingga menjadi aliran sesat. Untuk itu, perlu dilakukan penindakan langsung kepada kaum yang menamakan dirinya AKI ini. “Aliran ini sudah menimbulkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat sehingga perlu dilakukan penyelidikan.
Apalagi, aliran ini mengajarkan bahwa Islam tidak harus melaksanakan salat dan puasa.Padahal,salat dan puasa hukumnya wajib bagi mereka yang beragama Islam.Tentunya ini sudah menyesatkan,” ujarnya. Menurut dia, karena sekarang sudah diutarakan di media bahwa AKI memiliki paham tidak mewajibkan salat,ini bukan indikasi lagi dan jelas-jelas sudah sesat dan menyesatkan.
Karena sudah ada imamnya,jamaahnya dan ada titik daerah pembinaannya. MUI langsung turun ke lapangan untuk meneliti sejauh mana paham ini, apa benar tidak mewajibkan salat dan puasa, serta semua agama bisa bercampur dan lainnya. Karena, di Indonesia tidak ada berbagai agama itu bercampur. “Kita ingin di Sumsel jangan sampai ada aliran/paham yang meresahkan dan menyesatkan itu.
demikian saya ungkit satu dari ratusan aliran sesat di Indonesia,semoga anda tidak terjerumus ke dalam kelompok mereka dan kita senantiasa menjadi pengikut Nabi Muhammad saw,yang senntiasa menjalankan sunnah beliau.Amiin
Masjid yang selamat dari bencana alam
memang tidak ada yang dapat menandingi kuasa Allah Ta'ala apabila Ia sudah Berkehendak.
berikut masjid-masjid yang selamat dari bencana alam:
1. Masjid Baiturrahman, Aceh
fakta terciptanya alam semesta
nah sekarang kita mengkaji semua itu menurut kajian Islam.
- Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali
- Masa II (ayat 28): pengembangan dan penyempurnaan
- Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
- Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi
- Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet
- Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Mesir Boleh Berbangga: Presidennya Hafal Qur'an, Ibu Negara Berjilbab
Written By najib zahrou on Minggu, 08 Juli 2012 | Minggu, Juli 08, 2012
Selain tercatat sebagai presiden pertama yang hafal Al-Qur'an, Mursi juga merupakan presiden Mesir pertama dari kalangan sipil. Selama 60 tahun sebelumnya, Mesir selalu dipimpin oleh Militer. Baik Muhammad Najib, Gamal Abdul Nasir, Anwar Sadat maupun Husni Mubarak, semua berasal dari jajaran militer.
Pria yang lahir di Provinsi Syarqiyah pada 20 Agustus 1951 ini juga memiliki catatan akademik yang brilian. Mursi meraih doktor bidang teknik material pada University of Southern California pada 1982, dan pernah menjadi dosen atau profesor pembantu di universitas di AS itu pada 1982-1985.
Dalam kehidupan berorganisasi, Mursi besar di Ikhwanul Muslimin. Amanah terakhirnya adalah anggota (Irsyad) atau dewan pimpinan tertinggi di jajaran organisasi Islam terbesar di Mesir tersebut. Selain itu ia juga mengetuai Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP).
Saat pidato kemenangan, Mursi menyatakan bahwa dirinya adalah pekerja dan pelayan rakyat Mesir. Senada dengan suaminya, Najla Mahmud, juga menyatakan dirinya sebagai pelayan bagi rakyatnya. Istri Mursi itu bahkan menolak digelari "First Lady" (Ibu Negara).
Jika Mursi tercatat sebagai presiden Mesir pertama yang hafal Al-Qur'an, Najla tercatat sebagai ibu negara pertama yang mengenakan jilbab. Ibu negara pendahulunya, mulai dari Ratu Nariman istri Raja Faruk hingga Suzzane Thabet istri Husni Mubarak, tak ada yang menggunakan jilbab. Hampir seluruhnya mengenakan pakaian barat atau busana sekuler.
Tentu, harapan Mesir bukan sekedar memiliki presiden yang hafal Al-Qur'an dan ibu negara yang berjilbab. Warga Mesir akan lebih bangga jika pemimpinnya yang telah menunjukkan keshalihan pribadi tersebut mampu menshalihkan masyarakat dan negara, serta menyejahterakan rakyat dan memajukan negara.
DIKUTIP DARI http://www.bersamadakwah.com/
MEMBEDAH KESALAHAN DI BULAN RAMADHAN
Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut adalah hari yang meragukan. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
Do’a yang dianjurkan ketika berbuka adalah,
Jika imam melaksanakan shalat tarawih ditambah shalat witir, makmum pun seharusnya ikut menyelesaikan bersama imam. Itulah yang lebih tepat.