HPA AL-WAHIDA INDONESIA

HPA AL-WAHIDA INDONESIA
KLINIK SEHAT "AHMAD HAMID" Jln.Adil makmur no 144 Dolopo Madiun

UJIAN PRAKTEK

Written By najib zahrou on Senin, 17 Maret 2014 | Senin, Maret 17, 2014

dalam rangka memenuhi tugas praktek dari Pak Lathif zamroni ,UJIAN PRAKTEK SMAN 1 GEGER
Senin, Maret 17, 2014 | 0 celoteh | Read More

Analisis Cerpen Tak Ada Jalan Lain Karya Y.B Mangunwijaya

Tak Ada Jalan Lain merupakan judul dari salah
satu cerpen karya karya almarhum YB
Mangunwijaya yang termuat dalam kumpulan
cerpen yang berjudul Rumah Bambu”. Dalam
cerpen Tak Ada Jalan Lain, YB Mangunwijaya
menampilkan potret kehidupan orang-orang yang
hadir dalam kesehariannya, orang miskin, orang
yang terpinggirkan, orang yang selalu tersisih
dan putus asa, dan berbagai bentuk
keterpurukan lainnya. Dari gambaran tersebut
tercermin kesederhanaan YB Mangunwijaya
dalam membangun sebuah cerita, mulai dari
kesederhanaan tema,
nama tokoh, dan juga
latar ceritanya. Berangkat
dari kesederhanaan
tersebut, YB
Mangunwijaya telah
berhasil menghadirkan
karya yang besar. Selain
itu, ia juga dikenal
sebagai orang yang
mempunyai perhatian
lebih terhadap orang-orang yang golongan
bawah dan terpinggirkan, hal itu terlihat dari
berbagai tulisannya maupun dari perbuatannya
sebagai umat beragama. Lewat tulisan dan
perbuatannya itu, YB Mangunwijaya
menunjukkan bahwa dalam hal-hal yang pada
awalnya dianggap enteng, remeh, dan tak
bernilai, tersimpan hal-hal besar yang tak
terduga sebelumnya.
Walaupun YB Mangunwijaya menceritakan
tentang keputusasaan dan kesedihan dalam Tak
Ada Jalan Lain, tetapi masih ada harapan dan
rasa syukur di sela-selanya. Ia merupakan orang
besar yang bangga dengan "status sosial"-nya
sebagai seorang manusia biasa, manusia sehari-
hari, walau banyak orang mengakui bahwa dia
adalah seorang budayawan dan pemikir
terkemuka. Ciri-ciri budayawan dalam diri YB
Mangunwijaya juga tercermin dalam cerpen Tak
Ada Jalan Lain, seperti penggunaan nama tokoh
“Baridin” yang merupakan nama tokoh dalam
salah satu lakon drama seni tradisional Tarling
dari daerah Cirebon, penggambaran fisik
“Baridin” dengan perumpamaan “wayang kulit”,
dan juga penggambaran sifat “Baridin” lewat
sifat dari Rara Ireng atau Sembadra (istri
Arjuna).
Ditinjau dari segi nama, nama “Baridin”
mempunyai hubungan dengan nama dari tokoh
utama lakon drama Baridin dalam seni
tradisional Tarling (gitar suling) dari daerah
Cirebon. Lakon drama Baridin menceritakan
seorang pemuda miskin bernama “Baridin” yang
cintanya ditolak oleh gadis cantik dari keluarga
kaya raya. Dalam Tak Ada Jalan Lain, tokoh
“Baridin” diceritakan sebagai seorang pemuda
yang tidak mempunyai pacar karena ia merasa
tidak ada yang mau menjadi pacar orang miskin
sepertinya. Kesamaan nama tokoh dalam cerpen
Tak Ada Jalan Lain dan lakon drama Baridin
merupakan suatu simbol dari keterpurukan
seorang lelaki sebagai akibat dari kemiskinan.
Namun dalam cerpen Tak Ada Jalan Lain,
keterpurukan yang dialami “Baridin” lebih
difokuskan pada masalah pencarian nafkah,
sedangkan pada lakon drama Baridin, cerita lebih
fokus pada kisah asmara “Baridin”. Ciri fisik
tokoh “Baridin” tergambar dalam berbagai tanda
yang diberikan pengarang (YB Mangunwijaya).
Gambaran mengenai kulit hitam “Baridin” dapat
dilihat pada kutipan berikut. Sudah dua bulan
lebih pemuda sonokeling bermuka lancip seperti
wayang kulit itu menimbang-nimbang antara
malu dan marah. Kayu sonokeling merupakan
kayu yang berwarna hitam, sehingga
penggambaran kulit hitam “Baridin” disimbolkan
dengan “pemuda sonokeling”. Selain itu, kutipan
tersebut juga menyimpan simbol dari bentuk
muka “Baridin” yang menyudut atau lancip, yaitu
“seperti wayang kulit”, yang dari strukturnya,
wayang kulit memang didominasi oleh sudut-
sudut lancip. Penggambaran fisik “Baridin” yang
memiliki kulit hitam juga dapat dilihat pada
kutipan berikut. Bedak diusap-usapkan pada
muka, leher, dan bagian dada. Merata memang,
tetapi seperti binteng, itu manisan tradisional
jahe gula hitam yang selalu dijual dalam selaput
tepung beras putih.
Binteng, seperti digambarkan YB Mangunwijaya,
adalah manisan tradisional yang berwarna hitam
dari campuran jahe dan gula yang diselimuti oleh
tepung beras di permukaannya. Walaupun
diselimuti tepung beras, warna hitam dari
binteng tetap terlihat dominan. Penggambaran
itu merupakan simbol dari kulit hitam “Baridin”
yang tetap terlihat hitam walau telah dibedakki
secara merata. Bagaimana mungkin kulit hitam
dapat cantik. Tetapi yang perlu: kesan wedok
harus menarik seperti besi-berani yang hitam
juga. Dan memang kata tetangga, wajah dan
perangai Baridin sering seperti Rara Ireng, itu
istri Arjuna yang kelak disebut Sumbadra, sang
wanita lemah lembut. Pada kutipan tersebut,
“Baridin” sebagai pemuda yang dengan kulit
hitam, dikatakan seperti Rara Ireng (nama kecil
Sembadra) yang lemah lembut, sehingga menarik
seperti besi-berani yang pada umumnya juga
berwarna hitam. Kesan “kulit hitam” tampaknya
memang ditonjolkan pengarang untuk
menghidupkan karakter tokoh “Baridin”.
Ditinjau dari judul, Tak Ada Jalan Lain
menandakan adanya “jalan” yang merupakan
satu-satunya jalan. “Jalan” yang dimaksud
adalah jalan yang bisa dan mampu ditempuh
oleh seorang “Baridin” untuk mencari nafkah
dengan cara yang halal. YB Mangunwijaya
“menyatakan” bahwa jalan satu-satunya yang
sepadan antara usaha dan hasil. Pada
umumnya, seseorang dalam berusaha
menginginkan hasil yang banyak dengan sedikit
usaha. Namun “Baridin, dengan sifatnya yang
lugu dan sederhana rela menempuh “jalan” yang
dianggap hina oleh masyarakat dengan hanya
mendapatkan hasil yang sepadan atau bahkan
kurang dari usaha yang dijalaninya. Judul cerpen
tersebut juga berhubungan dengan tanda-tanda
yang merujuk pada sifat “Baridin” sebagai tokoh
utama. Untuk memunculkan Tak Ada Jalan Lain,
diperlukan sifat-sifat seorang pemuda yang
mendukung terciptanya pilihan “satu jalan” yang
harus ditempuh karena ketidakmampuan untuk
memilih jalan lain. “Baridin” adalah seorang
pemuda yang kurang berhasil dalam usaha
mencari nafkah. Ia digambarkan sebagai lelaki
yang lemah, kalah bersaing dengan orang lain
untuk mendapatkan pekerjaan. Baginya, standar
hidup hanya semata-mata hanya diukur dari
jumlah uang. Baridin sebenarnya adalah seorang
lelaki normal, tetapi karena kehabisan akal
dalam mencari pekerjaan, ia memilih jalan
sebagai seorang pengamen waria.
Sebagai seorang lelaki, “Baridin" tetap bimbang
untuk menjalani profesi tidak umum tersebut. YB
Mangunwijaya memilih istilah wadam (hawa-
adam) dan priwa (pria-wanita) untuk menyebut
transeksual. Kedua istilah tersebut sekarang
telah diganti dengan waria (wanita-pria).
Digunakannya istilah-istilah tersebut digunakan
oleh pengarang untuk menegaskan bahwa
“Baridin” bukanlah transeksual, tetapi hanya
pemuda biasa, lelaki biasa, ataupun lelaki
normal. Ia tetap mempunyai rasa malu dan juga
marah ketika diperolok-olok oleh orang-orang
disekitarnya, namun “Baridin tetap bertahan,
karena “tak ada jalan lain” selain itu. Pekerjaan
yang dilakoni Baridin adalah pengamen.
Seorang pengamen pada umumnya menguasai
alat musik tertentu untuk menarik perhatian
orang dengan nada dan harmonisasi yang
dihasilkannya. Salah satu alat musik yang lazim
digunakan adalah gitar. Namun “Baridin” tidak
menguasai alat musik tersebut dan terpakasalah
menggunakan simbal (yang dipinjam “Baridin”
secara ilegal dari paguyuban Zamroh di desanya,
hal tersebut menunjukkan bahwa “Baridin” tidak
meminta izin untuk meminjam simbal tersebut,
atau bahkan mencurinya) yang tidak akan
menghasilkan nada-nada yag enak didengar jika
hanya dibunyikan sendiri (tidak dipadukan
dengan alat musik lain). Oleh karena itu, Baridin
mencari cara lain untuk menarik perhatian orang,
yaitu dengan mendandani dirinya dengan segala
pernak-pernik yang umum dipakai oleh kaum
hawa. Walaupun menjijikan, tetapi setidaknya
“Baridin” mendapat sambutan yang berbeda bila
dibandingkan bila ia hanya memainkan simbal
tanpa ada usaha lain. Bagi seorang waria, YB
Mangunwijaya berpendapat bahwa selain
tampilan luar yang menyerupai wanita, sikap
fisik juga mendukung terciptanya kesan
kewanitaan (lenggak-lenggok, untuk
memunculkan kesan sexy).
Ibu “Baridin” dapat dikatakan simbol dari ibu
yang sabar. Walau pada awalnya ia menyesali
keputusan “Baridin” untuk menjadi pengamen
waria, tetapi pada akhirnya ia bisa menerima dan
merelakan anaknya untuk menjadi pengamen
waria demi untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Keluguan seorang wanita juga dapat ditemui
pada tokoh “Ibu” Baridin. Ia menganggap pelacur
selalu berpenyakit kotor, sehingga
mengharuskannya untuk mencuci kain yang
hanya “mampir” di kamar seorang pelacur
(Ruyem) dengan karbol, walaupun pelacur itu
tidak pernah menyentuhnya. Ruyem adalah
pacar dari teman Baridin yang disebutnya
dengan nama “si Kampret”. Ia adalah seorang
wanita yang dapat mewakili sifat seorang
pelacur. Hal tersebut ditunjukkan dengan
menggenggam kemaluan Baridin dengan maksud
untuk menyadarkan bahwa seorang lelaki harus
percaya diri. Bagi seorang pelacur, melakukan
perbuatan asusila merupakan satu-satunya jalan
untuk mendapatkan uang dengan “mudah”.
Namun Ruyem juga masih memiliki sisi
kemanusian, hal tersebut dapat dilihat saat ia
menolak uang pemberian “Baridin sebagai balas
jasa atas kesediaan Ruyem meminjamkan wig
dan tempat untuk berdandan, dan bahkan
memberikan uang kepada “Baridin” untuk
menambah jumlah uang yang akan
disumbangkan untuk ibunya. “Si Kampret” dapat
dikatakan sebagai soeorang preman yang
“menguasai” daerah tertentu, sehingga “Baridin”
merasa aman untuk mengamen di daerah
tersebut.

sumber....

akutidakjugakau.blogspot.com/2009/03/tak-ada-jalan-lain-semiotik.html?m=1
Senin, Maret 17, 2014 | 0 celoteh | Read More

Burung Puyuh dan Elang

Written By najib zahrou on Rabu, 19 Juni 2013 | Rabu, Juni 19, 2013

pada suatu siang yang terik,di tengah hutan yang rimbun lagi sejuk,berlangsung rapat hewan antar-sesama unggas.
Elang yang ditunjuk sebagai ketua rapat tampak sumringah dan senang.Rapat itu membahas pemilihan ketua unggas,yang kandidatnya adalah elang dan burung puyuh.Penunjukan elang mewakili unggas terbang,sedangkan penunjukan burung puyuh mewakili unggas darat.Kemudian peserta rapat yang terdiri dari ayam,gagak,burung bangau,merpati dan beo sepakat untuk memilih satu diantara keduanya dengan suatu syarat.Yaitu Keduanya harus bisa membuktikan bahwa bangsa unggas lebih kuat dari bangsa hewan lain.Mendengar tantangan ini,elang senang bukan kepalang karena ia berpikir bahwa ia adalah unggas terkuat.
Keduanya diberi waktu sebulan untuk membuktikan semua itu.
Selama sebulan itu,elang melakukan perburuan di udara.Ia menaklukan semua hewan yang ia temukan,lalu ia menjadikan mereka sebagai anak buah untuk membuktikan pada rakyat unggas.Lain halnya dengan burung puyuh,ia sibuk mengurus anak tupai yang ditinggal mati induknya.Burung puyuh tak sempat melaksanakan persyaratan menjadi ketua unggas.
Pada hari yang telah ditentukan,bangsa unggas dan beberapa hewan lain anak buah elang berkumpul di tengah hutan.Sudah bisa dipastikan bahwa pemenangnya adalah elang.Namun hal yang tidak diinginkan terjadi,semua penghuni hutan berbondong-bondong berniat mengusir bangsa burung karena elang telah sewenang-wenang terhadap hewan lain.Disaat genting ,datanglah sekeluarga tupai yang telah dibantu oleh burung puyuh.Mereka menjelaskan bahwa bangsa burung tidak semuanya jahat,buktinya burung puyuh telah merawat anak-anak tupai sewaktu induknya mati.
Kemudian seisi hutan tau bahwa tidak semua unggas jahat,lalu diangkatlah burung puyuh sebagai ketua unggas sekaligus raja hutan itu karena sikap baiknya pada sesama unggas maupun pada hewan lain.
Rabu, Juni 19, 2013 | 0 celoteh | Read More

Lagu Emak by Iwan Fals

Written By najib zahrou on Sabtu, 23 Maret 2013 | Sabtu, Maret 23, 2013

ini liriknya...

Iwan Fals - Emak
Tanpa engkau
Sedikitpun tiada artinya aku
Bagiku kau api
Yang berikan hangat begitu kuat
Pada beku nadi
Tiada dua Engkau hadirkan cinta tak berahir
Tak kan pernah mampu
Kulukis putihmu lewat lagu
Maafkanlah aku
Bagai bening mata air
Memancar tak henti Mungkin masihlah teramat kurang
Bagai sinar matahari
Yang tak kenal bosan
Berikan terangnya pada kita
Kaulah segalanya
Hanya ini Yang sanggup kutulis untukmu bunda
Jangan tertawakan
Simpan dalam hatimu yang sejuk
Rimbun akan doa
Kau berikan semuanya
Yang bisa kau beri Tanpa setitikpun harap balas
Kau kisahkan segalanya
Tanpa ada duka
Walaupun air matamu tumpah
Tenggelamkan dunia
Bagai sinar matahari Yang tak kenal bosan
Berikan terangnya pada jiwa
Kau berikan semuanya
Yang bisa kau beri
Tanpa setitikpun harap balas
Agungnya engkau Bagai luas laut biru
Batinmu untukku
Selalu ada tempat tuk resahku
Bagai bening mata air
Memancar tak henti
Sirami jiwaku waktu kecewa Datang menggoda

Dan ini link download-nya

EMAK-iwan fals
ok ,DKSH
Sabtu, Maret 23, 2013 | 0 celoteh | Read More

Tentang Ambalan Brawijaya

Written By najib zahrou on Senin, 18 Februari 2013 | Senin, Februari 18, 2013




Ambalan Brawijaya Gugus Depan 02025-02026 ialah ambalan penegak yang berpangkalan di SMAN 1 Geger Madiun.Ambalan ini berdiri pada tahun 1997.

Di Ambalan Brawijaya ada beberapa tingkatan,yaitu penegak tamu,penegak Bantara dan Penegak Laksana(calon).
penegak Bantara dan penegak laksana(calon)ialah penegak yang aktif di Gerakan Pramuka SMAN 1 geger,sedangkan penegak Tamu ialah seluruh siswa SMAN 1 Geger.
Banyak prestasi yang telah ditorehkan Ambalan ini,diantaranya pernah mengadakan ''GELLANG'' yaitu ajang bagi penggalang untuk mengeksplorasi diri.Lalu prestasi lain adalah juara 1 Napak Tilas Rute Gerilya Soedirman yang diadakan Saka Wira Kartika Ponorogo,juara 3 GP3 yang diadakan kwarcab Madiun dll.

itulah sekilas tentang Ambalanku,akan diteruskan pada posting-an selanjutnya..



SALAM PRAMUKA !!!!
Senin, Februari 18, 2013 | 0 celoteh | Read More

macam-macam aliran sesat di Indonesia

Written By najib zahrou on Sabtu, 14 Juli 2012 | Sabtu, Juli 14, 2012

Beberapa tahun belakangan aliran sesat sudah mmenjadi tren tersendiri di masyarakat kita,sebenarnya penilaian sesat atau tidak hanya Allah Ta'ala yang berhak menilainya.Tapi kita harus tau bagaimana kriteria aliran yang dianggap sesat,tentunya menurut Islam,berikut kriterianya:

  1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam,
  2. Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar‘i,
  3. Meyakini turunnya wahyu sesudah Al-Qur’an,
  4. Mengingkari autentisitas dan kebenaran isi Al-Qur’an,
  5. Melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir,
  6. Mengingkari kedudukan Hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam,
  7. Menghina, melecehkan dan merendahkan para nabi dan rasul,
  8. Mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir,
  9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti haji tidak ke Baitullah, salat fardu tidak lima waktu,
  10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar‘i, seperti mengakafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.
Di antara kriteria sesat yang menonjol sekarang adalah pengakuan menjadi nabi, menerima wahyu, dan kedatangan Malaikat Jibril. Lia Eden di Jakarta, Ahmad Mushaddeq di Bogor, Jawa Barat, dan seorang oknum kepala SD di Kabupaten Bungo, Jambi semuanya mengaku nabi.
...Di zaman Nabi Muhammad, seorang yang mengaku nabi dihukum bunuh...
Di zaman Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, seorang yang mengaku nabi dihukum bunuh. Musailamatul Kazzab dan al-Aswad al-‘Insi dihukum bunuh karena keyakinan sesat mereka, mengaku sebagai nabi. Bahkan, Abu Bakar memerangi orang murtad dan orang yang enggan membayar zakat.

berikut beberapa aliran sesat di Indonesia:

1.Aliran Amanat Keagungan Ilahi di Palembang.

Tersiarnya kabar bahwa ada aliran sesat yang meresahkan masyarakat di Kota Palembang membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Selatan (Sumsel) terpaksa menerjunkan tim.

Pasalnya, aliran sesat yang menamakan dirinya Amanat Keagungan Ilahi (AKI), yang pengikutnya telah menyebar di Palembang, sudah kategori meresahkan masyarakat. Ketua MUI Sumsel KH Sodikun mengatakan, aliran AKI sudah diketahui MUI sejak lama bahkan sudah mencapai 15 tahun lebih perkembangannya. Sejak dulu isu indikasi paham ini sesat telah beredar, namun memang belum diteliti sejauh mana kesesatannya, karena masyarakat tidak menjelaskan secara konkret informasinya.

Namun, karena sudah banyak informasi bahwa aliran ini mengajarkan tidak lagi melakukan salat dan puasa tentunya sudah menyesatkan suatu kaum sehingga menjadi aliran sesat. Untuk itu, perlu dilakukan penindakan langsung kepada kaum yang menamakan dirinya AKI ini. “Aliran ini sudah menimbulkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat sehingga perlu dilakukan penyelidikan.


Apalagi, aliran ini mengajarkan bahwa Islam tidak harus melaksanakan salat dan puasa.Padahal,salat dan puasa hukumnya wajib bagi mereka yang beragama Islam.Tentunya ini sudah menyesatkan,” ujarnya. Menurut dia, karena sekarang sudah diutarakan di media bahwa AKI memiliki paham tidak mewajibkan salat,ini bukan indikasi lagi dan jelas-jelas sudah sesat dan menyesatkan.

Karena sudah ada imamnya,jamaahnya dan ada titik daerah pembinaannya. MUI langsung turun ke lapangan untuk meneliti sejauh mana paham ini, apa benar tidak mewajibkan salat dan puasa, serta semua agama bisa bercampur dan lainnya. Karena, di Indonesia tidak ada berbagai agama itu bercampur. “Kita ingin di Sumsel jangan sampai ada aliran/paham yang meresahkan dan menyesatkan itu.


demikian saya ungkit satu dari ratusan aliran sesat di Indonesia,semoga anda tidak terjerumus ke dalam kelompok mereka dan kita senantiasa menjadi pengikut Nabi Muhammad saw,yang senntiasa menjalankan sunnah beliau.Amiin








Sabtu, Juli 14, 2012 | 0 celoteh | Read More

Masjid yang selamat dari bencana alam

Bencana alam dapat disebut juga kiamat sugro atau kiamat kecil,namun inilah fakta dari suatu bencana alam,ternyata masjid-masjid yang merupakan tempat ibadah orang muslim tetap kokoh berdiri.

memang tidak ada yang dapat menandingi kuasa Allah Ta'ala apabila Ia sudah Berkehendak.

berikut masjid-masjid yang selamat dari bencana alam:

1. Masjid Baiturrahman, Aceh


2. Masjid Al-ikhlas, Lhoknga - Aceh


3. Masjid Kobe, Jepang


4. Masjid At Tawhid, Haiti


5. Masjid Al Barkah, Banten


6.  Masjid Jabalurrahman, Mentawai


7. Masjid Al Mujahidin

 
sumber mencoba-sukses[dot]blogspot[dot]com
Sabtu, Juli 14, 2012 | 0 celoteh | Read More

fakta terciptanya alam semesta

Tentu banyak bertanya tentang bagaimana penciptaan alam semesta ini yang dapat kita simpulkan hampir tidak mempunyai batas-batas lagi karena saking luasnya.
nah sekarang kita mengkaji semua itu menurut kajian Islam.
 
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya {27} Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang {29} Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya {30} Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh {32} (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu {33}”
(Q.S. An-Nazi’at: 27-33)
 
Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-Qur’an atau kitab lainnya, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Qur’an.
Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:
 
  • Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut (gambar 1a), terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi (gambar 1b dan c). Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi (gambar 1d).
 
 
Gambar 1a) awan debu (dukhan) yang terbentuk akibat big bang
 
 
Gambar 1b) hembusan angin bintang dari kedua kutubnya
 
 
Gambar 1c) galaksi yang terbentuk dari piringan bintang-bintang dan gas-gas pembentuknya
 
 
Gambar 1d) struktur filamen dari alam semesta yang bagaikan kapas
 
  • Masa II (ayat 28): pengembangan dan penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh (gambar 2).
 
Gambar 2) model roti kismis untuk menggambarkan mengembangnya alam semesta
 
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
 
  • Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
 
Gambar 3) reaksi nuklir yang menjadi sumber energi bintang seperti Matahari
 
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya (gambar 3). Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
 
  • Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
 
Gambar 4) daratan Pangaea yang merupakan asal mula semua daratan di Bumi
 
  • Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet
 
Gambar 5) ilustrasi komet yang membawa unsur hidrogen sebagai pembentuk air di Bumi
 
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air.
Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk,kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
 
  • Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Gambar 6) gunung sebagai pasak Bumi
 
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Proses detail terbentuknya gunung dapat dilihat pada artikel sebelumnya yang ditulis oleh Dr.Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc tentang fungsi gunung sebagai pasak bumi.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.
 
Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam dalam Al-Qur’an, sejak kemunculan alam semesta hingga terciptanya manusia. Wallahu a’lam bisshowab.
 
Sabtu, Juli 14, 2012 | 0 celoteh | Read More

Mesir Boleh Berbangga: Presidennya Hafal Qur'an, Ibu Negara Berjilbab

Written By najib zahrou on Minggu, 08 Juli 2012 | Minggu, Juli 08, 2012

Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, Mesir boleh berbangga. Kini negeri seribu menara itu dipimpin oleh seorang presiden yang hafal Al-Qur'an. Muhammad Mursi bersama istri dan seluruh anaknya adalah penghafal Al-Qur'an.

Selain tercatat sebagai presiden pertama yang hafal Al-Qur'an, Mursi juga merupakan presiden Mesir pertama dari kalangan sipil. Selama 60 tahun sebelumnya, Mesir selalu dipimpin oleh Militer. Baik Muhammad Najib, Gamal Abdul Nasir, Anwar Sadat maupun Husni Mubarak, semua berasal dari jajaran militer.

Pria yang lahir di Provinsi Syarqiyah pada 20 Agustus 1951 ini juga memiliki catatan akademik yang brilian. Mursi meraih doktor bidang teknik material pada University of Southern California pada 1982, dan pernah menjadi dosen atau profesor pembantu di universitas di AS itu pada 1982-1985.

Dalam kehidupan berorganisasi, Mursi besar di Ikhwanul Muslimin. Amanah terakhirnya adalah anggota (Irsyad) atau dewan pimpinan tertinggi di jajaran organisasi Islam terbesar di Mesir tersebut. Selain itu ia juga mengetuai Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP).

Saat pidato kemenangan, Mursi menyatakan bahwa dirinya adalah pekerja dan pelayan rakyat Mesir. Senada dengan suaminya, Najla Mahmud, juga menyatakan dirinya sebagai pelayan bagi rakyatnya. Istri Mursi itu bahkan menolak digelari "First Lady" (Ibu Negara).

Jika Mursi tercatat sebagai presiden Mesir pertama yang hafal Al-Qur'an, Najla tercatat sebagai ibu negara pertama yang mengenakan jilbab. Ibu negara pendahulunya, mulai dari Ratu Nariman istri Raja Faruk hingga Suzzane Thabet istri Husni Mubarak, tak ada yang menggunakan jilbab. Hampir seluruhnya mengenakan pakaian barat atau busana sekuler.

Tentu, harapan Mesir bukan sekedar memiliki presiden yang hafal Al-Qur'an dan ibu negara yang berjilbab. Warga Mesir akan lebih bangga jika pemimpinnya yang telah menunjukkan keshalihan pribadi tersebut mampu menshalihkan masyarakat dan negara, serta menyejahterakan rakyat dan memajukan negara.

DIKUTIP DARI http://www.bersamadakwah.com/
Minggu, Juli 08, 2012 | 0 celoteh | Read More

MEMBEDAH KESALAHAN DI BULAN RAMADHAN

Berikut adalah beberapa kesalahan yang dilakukan di bulan Ramadhan yang tersebar luas di tengah-tengah kaum muslimin. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita dapat membetulkan kekeliruan yang selama ini terjadi. 

1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan
Tidaklah tepat ada yang meyakini bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan “nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini. 

2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan
Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?! 
3. Menetapkan Awal Ramadhan dengan Hisab
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا
Sesungguhnya kami adalah umat ummiyah. Kami tidak mengenal kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula mengenal hisab. Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Bazizah mengatakan,”Madzhab ini (yang menetapkan awal ramadhan dengan hisab) adalah madzhab bathil dan syari’at ini telah melarang mendalami ilmu nujum (hisab) karena ilmu ini hanya sekedar perkiraan (dzon) dan bukanlah ilmu yang pasti (qoth’i) atau persangkaan kuat. Maka seandainya suatu perkara (misalnya penentuan awal ramadhan, pen) hanya dikaitkan dengan ilmu hisab ini maka agama ini akan menjadi sempit karena tidak ada yang menguasai ilmu hisab ini  kecuali sedikit sekali.” (Fathul Baari, 6/156) 
4. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ
Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Nasa’i) 
Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut adalah hari yang meragukan. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan maka dia telah mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, pen).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi) 
5. Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin”
Sebenarnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazhkan niat semacam ini karena tidak adanya dasar dari perintah atau perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dari para sahabat. Letak niat sebenarnya adalah dalam hati dan bukan di lisan. An Nawawi rahimahullah –ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan,
لا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍَ
Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dan pendapat ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Rowdhotuth Tholibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah) 
6. Membangunkan Sahur ... Sahur
Sebenarnya Islam sudah memiliki tatacara sendiri untuk menunjukkan waktu bolehnya makan dan minum yaitu dengan adzan pertama sebelum adzan shubuh. Sedangkan adzan kedua ketika adzan shubuh adalah untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Inilah cara untuk memberitahukan pada kaum muslimin bahwa masih diperbolehkan makan dan minum dan memberitahukan berakhirnya waktu sahur. Sehingga tidak tepat jika membangunkan kaum muslimin dengan meneriakkan sahur ... sahur .... baik melalui speaker atau pun datang ke rumah-rumah seperti mengetuk pintu. Cara membangunkan seperti ini sungguh tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah dilakukan oleh generasi terbaik dari ummat ini. Jadi, hendaklah yang dilakukan adalah melaksanakan dua kali adzan. Adzan pertama untuk menunjukkan masih dibolehkannya makan dan minum. Adzan kedua untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu memiliki nasehat yang indah, “Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian.”(Lihat pembahasan at tashiir di Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 334-336) 
7. Pensyariatan Waktu Imsak (Berhenti makan 10 atau 15 menit sebelum waktu shubuh)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ يَهِيدَنَّكُمُ السَّاطِعُ الْمُصْعِدُ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَعْتَرِضَ لَكُمُ الأَحْمَرُ
“Makan dan minumlah. Janganlah kalian menjadi takut oleh pancaran sinar (putih) yang menjulang. Makan dan minumlah sehingga tampak bagi kalian warna merah.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Khuzaimah. Dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan shahih). Maka hadits ini menjadi dalil bahwa waktu imsak (menahan diri dari makan dan minum) adalah sejak terbit fajar shodiq –yaitu ketika adzan shubuh dikumandangkan- dan bukanlah 10 menit sebelum adzan shubuh. Inilah yang sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata,”Berapa lama jarak antara iqomah dan sahur kalian?” Kemudian Zaid berkata,”Sekitar 50 ayat”. (HR. Bukhari dan Muslim). Lihatlah berapa lama jarak antara sahur dan iqomah? Apakah satu jam?! Jawabnya: Tidak terlalu lama, bahkan sangat dekat dengan waktu adzan shubuh yaitu sekitar membaca 50 ayat Al Qur’an (sekitar 10 atau 15 menit). 
8. Do’a Ketika Berbuka “Allahumma Laka Shumtu
Ada beberapa riwayat yang membicarakan do’a ketika berbuka semacam ini. Di antaranya adalah dalam Sunan Abu Daud no. 2357, Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 481 dan no. 482. Namun hadits-hadits yang membicarakan hal ini adalah hadits-hadits yang lemah. Di antara hadits tersebut ada yang mursal yang dinilai lemah oleh para ulama pakar hadits. Juga ada perowi yang meriwayatkan hadits tersebut yang dinilai lemah dan pendusta oleh para ulama pakar hadits. (LihatDho’if Abu Daud no. 2011 dan catatan kaki Al Adzkar yang ditakhrij oleh ‘Ishomuddin Ash Shobaabtiy). 
Do’a yang dianjurkan ketika berbuka adalah,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud) 
9. Dzikir Jama’ah dengan Dikomandoi dalam Shalat Tarawih dan Shalat Lima Waktu
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah tatkala menjelaskan mengenai dzikir setelah shalat, “Tidak diperbolehkan para jama’ah membaca dizkir secara berjama’ah. Akan tetapi yang tepat adalah setiap orang membaca dzikir sendiri-sendiri tanpa dikomandai oleh yang lain. Karena dzikir secara berjama’ah (bersama-sama) adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam yang suci ini.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 11/189). 
10. “Ash Sholaatul Jaami’ah” untuk Menyeru Jama’ah dalam Shalat Tarawih
Ulama-ulama hanabilah berpendapat bahwa tidak ada ucapan untuk memanggil jama’ah dengan ucapan “Ash Sholaatul Jaami’ah”. Menurut mereka, ini termasuk perkara yang diada-adakan (baca: bid’ah). (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 2/9634, Asy Syamilah) 
11. Bubar Terlebih Dahulu Sebelum Imam Selesai Shalat Malam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih). 
Jika imam melaksanakan shalat tarawih ditambah shalat witir, makmum pun seharusnya ikut menyelesaikan bersama imam. Itulah yang lebih tepat. 
12. Perayaan Nuzulul Qur’an
Perayaan Nuzulul Qur’an sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan,
لَوْ كَانَ خَيرْاً لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ
Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita untuk melakukannya.
Inilah perkataan para ulama pada setiap amalan atau perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat. Mereka menggolongkan perbuatan semacam ini sebagai bid’ah. Karena para sahabat tidaklah melihat suatu kebaikan kecuali mereka akan segera melakukannya. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, pada tafsir surat Al Ahqof ayat 11) 
13. Membayar Zakat Fithri dengan Uang 
Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz mengatakan, “Seandainya mata uang dianggap sah dalam membayar zakat fithri, tentu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskan hal ini. Alasannya, karena tidak boleh bagi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan penjelasan padahal sedang dibutuhkan. Seandainya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membayar zakat fithri dengan uang, tentu para sahabat –radhiyallahu ‘anhum- akan menukil berita tersebut. Kami juga tidak mengetahui ada seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membayar zakat fithri dengan uang. Padahal para sahabat adalah manusia yang paling mengetahui sunnah (ajaran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang paling bersemangat dalam menjalankan sunnahnya. Seandainya ada di antara mereka yang membayar zakat fithri dengan uang, tentu hal ini akan dinukil sebagaimana perkataan dan perbuatan mereka yang berkaitan dengan syari’at lainnya dinukil (sampai pada kita). “.(Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 14/208-211) 
14. Tidak Mau Mengembalikan Keputusan Penetapan Hari Raya kepada Pemerintah
Al Lajnah Ad Da’imah, komisi Fatwa di Saudi Arabia mengatakan, “Jika di negeri tersebut terjadi perselisihan pendapat (tentang penetapan 1 Syawal), maka hendaklah dikembalikan pada keputusan penguasa muslim di negeri tersebut. Jika penguasa tersebut memilih suatu pendapat, hilanglah perselisihan yang ada dan setiap muslim di negeri tersebut wajib mengikuti pendapatnya.” (Fatawa no. 388) 
Semoga Allah memberi kita petunjuk, ketakwaan, sifat ‘afaf (menjauhkan diri dari hal yang tidak diperbolehkan) dan memberikan kita kecukupan. Semoga Allah memperbaiki keadaan setiap orang yang membaca risalah ini. 
Wa shallallahu wa salaamu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
 
Minggu, Juli 08, 2012 | 0 celoteh | Read More
 
berita unik